Al-Burdah karya besar Imam Syarafuddin Muhammad bin Said al-Bushiri (1213, wafat 1295 M) memang tidak hanya berupa ungkapan rasa cinta, pujian dan salawat kepada Rasulullah saw.semata. Di dalamnya juga terdapat doa dan wirid yang sudah terbukti kemanfaatannya untuk kebutuhan hidup kita.
Syekh Abu Said al-Khadimi ketika melihat penderitaan Syekh Utsman Affandi al-Aqsyahri yang diberhentikan sebagai mufti. Ia gundah dan mengadukan kepada al-Khadimi, kemudian al-Khadimi mengajak dua orang dan membaca nazham (syair) di bawah ini sebanyak 1001 kali dalam satu waktu tanpa sela kata-kata dan dalam keadaan suci (berwudlu). Dalam waktu singkat, al-Aqsyahri diangkat kembali sebagai mufti. inilah syair yang kami maksud :
هُوَالْحَبِيْبُ الَّذِيْ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ لِكُلِّ هَوْلٍ مِنَ اْلأَهْوَالِ مُقْتَحِمِ
Dia orang yang terkasih (Muhammad) yang diharapkan syafa'atnya pada setiap huru hara semua huru hara yang ada.
Disarikan dari : Ashidat al-Syuhdah karya Syekh Umar bin Ahmad al-Kharbuti dan Syekh Muhyiddin Muhammad bin Musthafa. Penerbit Dar Jawami'il kalim, Kairo, Mesir, 1427 H 2007 M.