"Di dalam diri manusia ada segumpal daging
yang apabila ia shalih maka shalihlah jasad seluruhnya, dan jika ia rusak maka
rusaklah jasad seluruhnya. Ingatlah bahwa dia itu adalah qalb.” (al-Hadits)
Dalam hadits riwayat Ibn Majah dari Abu
Musa, dari Nabi Muhammad saw., dikatakan, “perumpamaan qalb bagaikan sehelai
bulu yang dibolak-balikkan angin di tanah lapang.”
Dan karena perumpamaan ini, Rasulullah
saw.sering bermunajat dengan doa seperti ini, “Ya Allah zdat yang
membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami atas taat kepada Engkau.” (al-Qurthubi)
Hati yang menjadi sumber penyakit adalah
hati yang membangkitkan sifat marah, dengki dan cepat putus asa, ini karena
mereka selalu goncang jiwanya dan tidak stabil emosinya, akibatnya denyutan
jantungnya kencang dan dengan jantung yang kejang, maka ia bermula lemahnya
organ tubuh manusia yang selanjutnya akan lemah pertahanan tubuh manusia.
Suatu hari nabi ditanya, “wahai nabi
bagaimana jalan ke surga,?” beliau menjawab, “Janganlah marah.” Ini artinya
nabi mengajarkan bahwa kemarahan menyebabkan manusia masuk neraka atau hidup
bagaikan dalam neraka yaitu diliputi oleh suasana yang tidak nyaman dan diantaranya
penuh dengan penyakit fisik dan penyakit psikis.
Sedangkan Hati yang menjadi penyembuh
penyakit itu bagaimana?
Mengambil pengajaran dari kisah Nabi Ayub
as., yang terserang penyakit mengerikan dan menjijikan. Semua anggota tubuhnya
menjadi rusak kecuali hatinya yang tetap sehat dan selalu bergetar saat
berdzikir untuk mengucapkan rasa syukur dan senantiasa sabar. Selama tawakkal
dalam ibadahnya, dia mendapatkan bantuan dari Allah swt., sehingga dia sehat
kembali. Semua anggota tubuhnya yang rusak kembali pulih, tubuhnya normal
kembali. Hal ini menunjukkan bahwa hati sumber penyakit jika hati kotor. Namun jika
hati kita bersih maka fisik kita juga menjadi sehat.
Seorang pengidap penyakit darah tinggi
menceritakan bahwa penyakitnya susah diobati dengan berbagai cara dan sistem
pengobatan modern atau alternatif, namun tidak mengalami perubahan sedikitpun,
bahkan penyakitnya bertambah parah. Akibat dari penderitaan ini, si sakit
mencoba menjalani pengobatan alternatif dengan terapi hati (rohani). Ia harus
menahan kesabaran dan ketabahan menghadapi segala persoalan. Alhasil, ia tidak
lagi menjadi seorang yang pemarah, dan justru menjadi orang yang sabar. Setelah
menjalani terapi seperti itu, perlahan tapi pasti penyakit darah tinggi yang
dideritanya perlahan sembuh.
Jadi dengan mengelola jiwa (hati), orang
akan bisa mendapatkan kemampuan untuk mengatasi beragam penyakit yang ada di
tubuhnya. Semua penyakit bersumber dari kekotoran hati mereka masing-masing.
Nabi Ayyub as., telah membuktikan bahwa kesabaran adalah sumber energi positif
yang mampu menjadi obat penyembuh yang luar biasa.
kami sarankan juga belajarlah membaca al-Quran, karena dengan membacanya penyembuhan penyakit dengan metode di atas akan segera terbantu. Di sini kami sajikan cara mudah menghafal al-Qur'an. INILAH CARANYA
Disarikan dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar