“Maka aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh:10-12)
Bacaan istighfar yang selalu kita dengungkan ternyata memiliki khasiat yang maha dahsyat, diantaranya adalah :
1. Menjadi Penarik Rizki
Istighfar merupakan sebab utama untuk mendatangkan rizki, sebagaimana firman
Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh, “Maka aku katakan kepada mereka,
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya
Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh:10-12)
Dikisahkan, ada seorang laki-laki pedagang di sebuah pasar. Waktu
itu pasar penuh sesak dengan penjual dan pembeli. Dia duduk di tempat yang
disiapkan untuk berjualan dan menjajakan dagangannya. Waktu berlangsung lama
tapi tak seorangpun tertarik dengan dagangannya. Orang-orang hanya melihat lalu
pergi. Dia sangat membutuhkan uang sehingga mau tidak mau harus menjual
barang dagangannya. Waktu sudah berjalan cukup lama namun tak seorangpun
membeli dagangannya. Dia merasa sempit dan berfikir keras apa yang harus ia lakukan.
Seketika, dia ingat sebuah hadits (hadits keutamaan beristighfar) yang
pernah didengarnya dari imam masjid. Maka diapun mulai beristighfar dan terus
beristighfar.
Dia bercerita, “Demi Allah, tatkala saya mulai
beristighfar orang-orang mulai datang, yang ini ingin membeli yang lain juga
ingin membeli, yang lain lagi menaikkan tawaran lebih tinggi, mereka berebut
untuk membeli dagangan saya. Aku pulang dengan membawa banyak uang, sementara
air mataku menetes karena selama ini telah melalaikan barang yang sangat
berharga, yakni istighfar maka lidahku tak henti-hentinya memuji Allah, alhamdu
lillahi Rabbil Alaimin.[1]
Para mufassir (ahli tafsir al-Qur‘an) mengatakan, bahwa
yang dimaksud “kebun-kebun” dalam surat Nuh ayat 10-12 adalah harta
benda yang banyak. Dengan demikian, seseorang yang rajin beristighfar
akan dikaruniai harta yang banyak dan berkah. Allah subhanahu wata’ala
pun akan selalu memberikan jalan keluar atas segala kesulitan yang kita hadapi
apabila kita senantiasa membaca istighfar dalam berbagai aktivitas
keseharian kita. Hal ini dinyatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam,
“Barangsiapa senantiasa membaca istighfar, maka Allah akan menjadikan baginya
dari tiap-tiap kesulitan suatu jalan keluar, dan dari setiap kesusahan suatu
jalan keluar, serta Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga-duga.”(HR.
Muslim).
2. Menjadi Penguat Badan
Seorang pria mendatangi imam masjid Nabawi di kota Madinah, Saudi
Arabia. Kepada sang imam, pria tersebut mengatakan bahwa ia telah beberapa
tahun menikah namun belum juga dikarunia keturunan oleh Allah subhanahu wa
ta’ala.
Berbagai terapi medis dan alternatif telah dijalaninya bersama istri
tercinta agar segera memperoleh momongan. Tetapi semua usaha (ikhtiar) tersebut
belum membuahkan hasil. Pria tersebut mengharapkan agar sang imam berkenan untuk
mendoakannya agar Allah subhanahu wata’ala segera memberinya keturunan.
Sang imam pun bersedia untuk mendoakan pria tersebut. Namun beliau
juga meminta pria itu agar tetap berdoa serta rajin membaca istighfar.
Sang pria yang belum dikaruniai anak itu menuruti nasehat sang imam. Ia semakin
rajin berdoa serta banyak membaca istighfar.
Beberapa pekan kemudian pria itu mendatangi sang imam dengan wajah
berseri-seri dan mengatakan kalau istrinya telah positif hamil. Berita
menggembirakan tersebut kemudian sampai kepada sejumlah dokter ahli kandungan
di negara pengekspor minyak itu. Mereka pun mengadakan penelitian khusus untuk
mengetahui hubungan antara bacaan istighfar dengan kesuburan sistem
reproduksi seseorang. Setelah beberapa lama mengadakan penelitian, para ahli
kandungan Saudi Arabia berhasil mendapatkan jawabannya. Ternyata semakin sering
seorang pria membaca istighfar secara lengkap (astaghfirullahaladzim),
maka tulang belakangnya akan semakin kuat. Dalam tinjauan medis, kekuatan tulang
belakang seorang pria akan mempengaruhi berhasil-tidaknya proses ‘pembuahan’.
Diriwayatkan oleh Abu Hanifah dalam Musnadnya dari Jabir bin
Abdullah ra. bahwa ada seorang yang datang kepada Nabi saw., dan berkata, “Ya
Rasulallah, apakah aku tidak diberi rizki berupa anak sehingga (sampai saat
ini) aku tidak memiliki keturunan?”
Rasulullah menjawab, “Mengapa kamu tidak memperbanyak baca
istighfar dan banyak sedekah, kamu akan diberi (anak) sebab keduanya.”
Setelah itu orang tersebut memperbanyak istighfar dan sedekah. Jabir
ra.mengatakan bahwa orang tersebut lalu diberi sembilan anak laki-laki.
Maha benar Allah yang telah berfirman, “Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu.” (Nuh
[71] :12)
Subhanallah, kisah nyata tersebut
semakin menguatkan kita bahwa segala perintah-Nya senantiasa mengandung hikmah
dan manfaat bagi kita sendiri. Allah subhanahu wata’ala memerintahkan
kita untuk senantiasa beristighfar, bahkan tidak kurang dari 99 ayat di
dalam al-Qur‘an yang berisi perintah maupun penjelasan tentang istighfar.
Dengan beristighfar, berarti kita bertaubat atas segala dosa
yang kita lakukan. Dan sesungguhnya Allah subahanu wata’ala sangat gembira
apabila ada hamba-Nya yang bertaubat. Kegembiraan Allah subhanahu wata’ala
direalisasikan dalam bentuk ampunan dan pemenuhan harapan (An Nisaa’ : 110).
Selain memberikan ampunan, ada berbagai keutamaan lain yang Allah berikan
bagi hamba-Nya yang beristighfar. Sebagian kecil keutamaan itu dapat
kita baca dalam salah satu ayat suci-Nya, seperti pada surat Nuh ayat 10-12.
3. Menjadi Pengasihan
Bagi siapa saja yang merasa sedikit mendapat kasih sayang atau
bahkan banyak orang yang membencinya, maka perbanyaklah membaca istighfar
dengan penuh harap agar Allah memberikan ampunan. Dengan cara ini, seseorang
akan diberi rahmat dan kasih sayang dari Allah swt., dan barang siapa yang memperoleh
kasih sayang dari Allah maka semua makhluk-Nya pun akan ikut menyayanginya.
Dikisahkan, seorang Syekh yang bernama Hasan bin Ahmad Hasan Hamam,
ketika beliau pulang dari suatu perkumpulan, beliau mendapati istrinya dalam
keadaan marah dan cemberut. Karena beliau pulang hampir larut malam, bahkan waktu
itu malam hampir sudah berakhir. Ketika menjelang shalat Subuh istri beliau pun
masih menampakkan kemarahannya. Akhirnya beliau memutuskan agar istrinya itu
pulang ke rumah bapaknya, karena beliau sudah tidak kuat lagi melihat kemarahan
istrinya itu. Padahal berbagai cara sudah beliau lakukan untuk menghilangkan
kemarahannya, akan tetapi tidak berhasil juga.
Karena merasa diusir, istri beliau pun lalu masuk kamar dan mengemas
pakainya ke dalam tas besar. Namun sebelum istrinya itu pergi, sang syekh keluar
rumah dan bingung mau pergi ke mana. Untung rumah mereka bertetangga dengan
Masjid, sehingga beliau memilih masuk ke Masjid. Dan kebetulan waktu itu adzan
Subuh sebentar lagi dikumandangkan.
Setelah masuk ke area Masjid, beliau berwudhu, lalu shalat sunah dua
rakaat. Setelah adzan Subuh selesai, beliau kemudian melakukan shalat Subuh
berjamaah. Usai shalat Subuh beliau berdiam diri (I’tikaf) di dalam Masjid
dengan memperbanyak membaca istighfar, mohon ampunan kepada Allah swt.
Hal ini beliau lakukan kira-kira sampai satu jam lamanya. Setelah itu beliau
pulang ke rumah lagi. Ketika beliau membuka pintu, ternyata beliau mendapati
istrinya masih di dalam rumah. Kali ini sang istri duduk dengan wajah cerah dan
tidak lagi tertampak kemarahannya, bahkan sesekali ia terlihat tersenyum.
Melihat keadaan yang sudah berubah itu, Syekh Hasan lalu mengucapkan
salam kepadanya. Kemudian beliau bertanya, “Apakah kamu tidak jadi pergi ?”.
Istrinya menjawab, “Tidak, aku sedih dengan apa yang berada dalam
hatiku.”
Syekh Hasan pun merasa heran dengan perkataan istrinya itu. Lalu
beliau bertanya, “Apa yang membuat kamu berubah seperti ini ? ”
“ Demi Allah aku tidak tahu, tetapi sejak beberapa saat yang lalu
aku merasa tenang, aku paham bahwa diriku yang salah, kemudian Allah memberiku
hidayah.” Jawab sang istri.
Kemudian sang syekh mengatakan bahwa setelah melihat istrinya itu
marah ia duduk di Masjid dan memperbanyak istighfar di dalamnya. Beliau
juga menyebutkan sebuah hadits yang berbunyi, “Barang siapa memperbanyak
istighfar maka Allah membuatkan untuknya jalan keluar bagi semua kesusahannya,
dan membuatkan keluasan untuk kesempitannya, dan memberikan rizki dari arah
yang tidak diduganya.” (HR. Abu Dawud dan an-Nasa‘i).
Rasulullah itu benar, dan tidak berbohong, memang Allah sudah
berfirman, “Dan Tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
(An-Najm 53] : 3-4)
Dengan demikian Maha Benar Allah yang telah berfirman,
“Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.” (Huud [11] : 90)
[1] Hasan bin Ahmad bin Hasan Hamam, al-Tadawi bil Istighfar
0 komentar:
Posting Komentar