Minggu, 06 Mei 2012

Pancasila VS Rukun Islam

Sebagaimana biasa, sambil menunggu shalat Isya berjamaah, kami duduk-duduk di serambi masjid yang terkadang sembari memperbincangkan keadaan  yang sedang terjadi, entah itu masalah negara, agama, dsb.

   Sore itu kebetulan teman kami yang bernama Kasan (bukan nama sebenarnya) yang sekarang diganti menjadi Hasan, sedang menikmati liburan kuliah di kampung halaman. Namun kali ini, selain namanya berubah, sikap dan cara berpakaiannya juga berubah. Model ia memakai celana persis dengan Tuan Takur yang ada dalam adegan Film India. Dengan penampilan seperti itu kami agak sedikit curiga. Jangan-jangan ia ikut-ikutan golongan yang gemar mengkafir-kafirkan orang Islam.

      Meskipun demikian keadaan si Hasan, ia tetap teman dan saudara se agama kami. Dan ia pun mungkin masih menganggap kami sebagai teman bagi dirinya. Maka terjadilah obrolan serambi masjid diantara kami semua. Kali ini, topik obrolan berasal dari Hasan, karena ia melontarkan ucapan seperti ini;

"Kalian semua sadar tidak bahwa kalian itu yang menerima Pancasila sebagai dasar negara ini adalah Thoghut. Karena dengan seperti itu kalian sebenarnya menolak al-Qur'an dan Hadits. Padahal kita sama-sama tahu bahwa siapa saja yang menolak keduanya adalah kafir, zalim, dan fasiq." kata Hasan

Salah satu dari kami ada yang menanggapi ucapan si Hasan itu, "Jadi kita ini kafir dong selama ini, bahkan semuar rakyat Indonesia kafir semua. Karena dasar negara Indonesia adalah Pancasila."

Dengan lantang Hasan menjawab, "Ya, kalian itu kafir kalau masih mendukung Pancasila dan UUD 1945. Apalagi tidak mau berjuang untuk berdirinya negara Islam dengan hukum Allah swt.,"

Kang Labib lulusan pesantren mulai mewakili kami untuk angkat bicara, "Begini mas Hasan, saya hafal dengan ayat yang anda maksud. Sampean perlu hati-hati memahami dan melaksanakan ayat tsb. Sebab sangat bahaya dan bisa menyulut kekerasan, terbukti ayat ini pernah digunakan oleh mereka yang memberontak Khalifah Usman bin 'Afan ra., dengan mengatasnamakan hukum Allah. Mereka membunuh shabat nabi yang satu ini dengan kejam dengan dalih Usman telah kafir, karena oleh pemberontak ia dianggap tidak melaksanakan hukum Alloh, maka ia halal darahnya. Padahal Usman sahabat nabi yang berjasa besar dalam mengembangkan Islam. Begitu juga sayyidina Ali bin Abi Thalib, sepupu sekligus menantu Rasulullah saw, dan pejuang Islam terkemuka dikatakan kafir dan dibunuh oleh kaum khawarij dengan berdalih ayat tersebut."

Hasan menyangkal, " Kalian memang tidak mau hukum Allah ditegakkan, syariah dijalankan, anda semua memang pendukung thoghut dan tetntu kalian kafir."

Dengan tenang Labib menanggapi, "Mas kita diskusi tidak perlu panas kayak gitu."

tunggu lanjutannya di blog yang sama ini.